21 Juni 2023 12:45 WIB
Green banking adalah strategi baru yang dilakukan bank untuk memerangi perubahan iklim. Salah satu contoh dari kegiatan green banking ini adalah mengurangi pemakaian kertas.
Untuk mengetahui informasi seputar green banking lebih lanjut, simak pengertian, keuntungan, dan tantangannya di artikel Berita Bisnis berikut ini.
Pengertian Green Banking
Mengutip makechange.aspiration.com, green banking atau perbankan hijau adalah strategi investasi baru yang dilakukan bank untuk fokus pada teknologi berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Istilah green banking menjadi populer setelah adanya Paris Climate Agreement pada 2015. Sejak pertemuan tersebut, lembaga keuangan bank mulai mempromosikan investasi dalam energi terbarukan, proyek-proyek reboisasi, dan penyeimbangan karbon.
Green banking bukan hanya tentang investasi dalam proyek-proyek ketahanan iklim, tetapi juga dapat berperan dalam melembagakan kebijakan pinjaman ramah lingkungan.
Kebijakan-kebijakan yang digerakkan oleh misi ini dapat berupa pinjaman untuk kendaraan listrik dan sistem listrik tenaga surya di perumahan. Atau kebijakan di seluruh perusahaan yang melarang investasi berbahaya, seperti bahan bakar fosil.
Manfaat Green Banking
Merujuk unacademy.com, secara umum, green banking dapat mengurangi pemakaian kertas sebanyak mungkin dan beralih mengandalkan transaksi daring atau elektronik untuk menyelesaikan prosesnya.
Adapun keuntungan lainnya dari green banking, yakni:
- Mengurangi penggunaan dokumen dan berarti mengurangi jumlah pohon yang ditebang.
- Meningkatkan pengetahuan para pelaku bisnis tentang lingkungan hidup, sehingga mereka dapat terlibat dalam praktik bisnis yang bermanfaat bagi lingkungan.
- Green banking memberikan nilai yang lebih tinggi pada variabel ramah lingkungan, sehingga menghasilkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah.
Tantangan Green Banking
Ketika mengadopsi praktik-praktik green banking, bank-bank akan menghadapi beberapa tantangan. Berikut beberapa tantangannya yang dikutip dari jurnal Green Banking: Benefits, Challenges and Opportunities in Indian Context oleh Aarif dan Faizanuddin:
1. Masalah Diversifikasi
Bank hijau membatasi transaksi bisnis hanya pada entitas bisnis yang memenuhi syarat dalam penyaringan yang sesuai dengan prinsip green banking.
Dengan jumlah nasabah yang terbatas, mereka akan memiliki basis yang lebih kecil untuk mendukung kegiatannya.
2. Wajah Baru
Banyak bank yang bergerak di bisnis hijau masih sangat baru dan masih dalam tahap awal.
Umumnya, dibutuhkan waktu 3 hingga 4 tahun bagi bank untuk mulai menghasilkan uang. Oleh karena itu, strategi green banking tak akan membantu bank selama resesi.
3. Biaya Operasional yang Tinggi
Green banking membutuhkan karyawan yang berbakat dan berpengalaman untuk memberikan layanan yang tepat ke nasabah. Untuk itu, merekrut karyawan yang berpengalaman akan membutuhkan biaya tinggi.
Adapun tantangan lainnya, seperti kurangnya dukungan pemerintah, kurangnya antusiasme dari bank, dan tak ada otoritas formal dan independen menjadi hambatan green banking untuk berkembang. (MQ)
Sumber: kumparan.com