Kata Pengantar
Pada tahun 2011 sejumlah perusahaan di antaranya Grup Medco, Grup Modern, APP, Grup Djarum, dan Grup Barito berencana mengembangkan investasi sektor HTI pada 2012 dan membangun industri pulp yang siap beroperasi pada 2017 di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Apabila rencana investasi ini terealisasi, maka akan ada kebutuhan tambahan bahan baku sekitar 34 juta m3 setiap tahunnya. Sebagai perbandingan di tahun 2011 total produksi kayu HTI hanya 16,3 juta m3 sementara dibutuhkan sekitar 39 juta m3 untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pulp sebesar 7,9 juta ton.
Untuk menutupi kekurangan ini sekitar 11,6 juta m3 masih harus disumbang dari Mix Hard Wood (MHW) dan sisanya dari sumber yang lain. Rencana pembangunan HTI baru ini secara luasan tentunya tidak diragukan akan mampu memenuhi kebutuhan pabrik pulp yang baru. Dengan proyeksi yang optimis jika seluruh rencana pembangunan 2 juta hektar HTI berhasil ditanam mulai 2012 sampai 2017 atau rerata 400.000 hektar setiap tahun maka akan setara dengan potensi kayu sebesar 50 juta m3.
Studi ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap data dan informasi yang terkait dengan HTI, Industri Pulp dan Kertas untuk melihat trend perkembangannya, tren supply-demand bahan baku, serta proyeksi supply-demand bahan baku terhadap rencana investasi HTI dan industri pulp dan kertas.
Hasil dan kesimpulan dari studi ini kiranya dapat menjadi sumbang pikir, dan saran, serta informasi dan referensi bagi para pihak khususnya pemerintah dalam pengambilan kebijakan baik di sektor industri pulp dan kertas maupun pembangunan HTI ke depan.
Kesempatan ini, IWGFF menyampaikan terima kasih kepada Bapak Bintang Simangunsong, Bapak Krystof Obidzinsky, Bapak Ahmad Dermawan, selaku narasumber dalam penulisan studi, teman-teman di Forest Watch Indonesia (FWI) yakni Wirendro Sumargo, Soelthon, dan Isnenti Apriani yang tergabung dalam tim penulis, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Indonesia dan WWF Indonesia yang mendukung launching dan penerbitan studi, serta semua pihak yang telah mendukung sejak proses sampai akhir penulisan dan launching hasil studi ini.
Akhir kata, demi penyempurnaan penulisan serta hasil kesimpulan studi yang lebih baik ke depan maka tentu saja diperlukan saran masukan dari semua pihak serta studi-studi lanjutan guna melengkapi data dan rekomendasi terkini dalam rencana pembangunan Industri Pulp dan Paper di Indonesia.
Jakarta, Desember 2012
Willem Pattinasarany
Kordinator IWGFF-Indonesia Working Group on Forest Finance
Untuk mendapatkan Buku, silahkan Hubungi Kami